Mehmet Özay 14 Juni 2012

Dia
juga merupakan salah satu penggagas teori politik kiri Perancis dan menjadi
pioneer ideologi bagi golongan penganut kiri. Namun sebagaimana semua ideologi,
golongan mainstream kiri Perancis pada akhirnya tidak menghiraukan
kritik-kritiknya dikarenakan ia kerap kali mengemukakan pertanyaan-pertanyaan
yang berkembang dalam dirinya sendiri. Setelah proses konflik idea tersebut,
secara sadar beliau memeluk Islam pada tahun 1980-an. Beliau telah melahirkan
60 karya yang diantaranya telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa di dunia dan
artikel artikel yang tak terhitung banyaknya. Salah satu bukunya yang paling
berpengaruh adalah “The Founding Myths of Modern Israel” (Azas Mitos Modern
Israel) dan “The Mosque: The Mirror of Islam” (Mesjid: Cermin Islam).
Sebagaimana
yang kita ketahui, masyarakat Aceh sangat familiar
dengan sufisme. Salah satu pemikiran
Roger tentang sufi adalah beliau menekankan bahwa kemistikan dalam perspektif Islam tidak bisa dibandingkan
dengan kemistikan timur seperti Buddha
dan konfusius atau kemistikan barat seperti kristian. Pada dasarnya, Beliau
jauh berbeda dari mereka yang mempromosikan jalaluddin al Rumi sebagai simbol
sufi yang dapat dengan mudah disaksikan di timur dan barat. Dia pada hakikatnya
berada satu generasi dengan Aliya Izzatbegovic, al-marhum pemimpim agung
Bosnia.
Setelah
menganut islam, beliau di asingkan dan didiskriminasi oleh media-media barat
yang bernaung dibawah kekuatan yang dikawal oleh monopoly Kristen dan Yahudi.
Mereka menolak mempublikasikan karya-karyanya. Beberapa muslim mengakui Yusuf
Islam sebagai Ahli Fiqh tetapi sangat disayangkan, mereka mengabaikan eksistensi Roger Garaudy. Namun
pintu pengetahun tidak pernah tertutup. Kita bias mencoba memahami beliau
melalui artikelnya “Why did I Become Muslim (Mengapa Saya Menganut Islam)”.
Pada
tanggal 13 Juni yang lalu, beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir dalan
usia 99 tahun. Innalillah wa innailaihi rajiun. May Allah blessed him.
Hiç yorum yok:
Yorum Gönder