Oleh: Dr. Mehmet Ozay
Peniliti Independen Asal Turki
06.03.2011
Artikel ini bermaksud untuk menyinggung secara singkat petualangan politik modern Turki pada abad ke-20 berkaitan dengan wafatnya Prof Dr Necmettin Erbakan (29 Oktober 1926- 27 Februari 2011). Erbakan, yang meninggal pada usia 85 tahun, telah mencetak jejak yang kuat dalam kehidupan perpolitikan Turki sejak 1969 dan diyakini sebagai seorang figure politik handal sepanjang abad ke-20. Pengaruhnya terlihat dalam perpolitikan pemerintahan saat ini baik pada sepak terjang kebijaksanaan presiden sampai walikota-walikota di kota-kota Anatolia bahkan hingga hari ini. Contoh yang sangat unik adalah Abdullah Gül, Presiden, dan Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Turki yang sudah dikenal penerus Erbakan yang professional dalam politik. Secara jelasnya, Abdullah Gül merupakan wakil saat Erbakan menduduki perdana menteri, sedangkan Erdoğan adalah walikota manusipaliti Metropolitan Istanbul. Ideologi politiknya dikerangkakan sebagai pandangan nasional (Milli Görüş)) yang membentangi Persatuan Negara-negara Islam. Ideologi ini juga diterima sebagai model oleh berbagai gerakan politik di geografi Islam mulai dari timur hingga selatan dalam aspek-aspek yang signifikan. Lebih jauh lagi, pengaruh Beliau bergaung di setiap jiwa-jiwa dari seluruh penjuru dunia, baik dari Bosnia ke Sudan atau Maroko ke Indonesia, yang menghadiri proses penguburannya di Istanbul pada Selasa, 1 Maret, 2011 yang lalu.
Mari melihat sejenak kondisi republik modern Turki di awal abad ke-20 untuk memberikan pemahaman mengenai gerakan politik Erbakan. Republik Turki didirikan tak hanya melalui jejeran peristiwa sosio-politik di Anatolia pada tahun 1920-an tetapi juga melalui dampak struktur kekuasaan global di era kontemporer. Selain itu, Turki juga sudah terlebih dahulu dikenang tak hanya oleh himpunan-himpunan Muslim di dunia tetapi juga kekuasaan barat yang mencetak sejarah anggunnya sendiri selama kepemimpinan zaman Turki Usmani. Bagaimana menciptakan struktur negara dan politik adalah persoalan sentral para pendiri-pendiri republik modern Turki saat itu. Sebagaimana terekam dalam peristiwa-peristiwa revolusi, pergolakan politik di Turki juga sebenarnya dimaksudkan untuk memutuskan hubungan dengan hampir setiap pengaruh dari jejak sejarah pada masa lalu demi menyelamkan konsep baru bagi orang-orang Turki di Anatolia. Penguasa saat itu lebih senang memusatkan perkembangan nasional dengan merujuk pada pengalaman negara-negara Eropa, katakanlah, demi menjangkau level negara-negara kontemporer Eropa. Namun, persoalannya adalah aliran politik yang lebih disenangi adalah politik laisisme. Sebagai hasil logis dari ideologi politik ini, aspek religio-culture masyarakat Turki yang menaungi keseluruhan abad masa Turki Usmani, secara sengaja diabaikan oleh para elit politik. Akan tetapi kesadaran sosial masyarakat tidak bisa dibendung dan akhirnya menemukan jalan yang mengarah pada tuntunan aspek kebudayaannya sendiri. Erbakan adalah seorang pelopor yang melawan sistem pemerintahan dengan menetap didalam sistem tersebut. Fungsi Beliau adalah untuk menstrukturkan kembali persepsi masyarakat Muslim Turki dan mencoba memberikan pandangan alternative terhadap perpolitikan didunia.
Erbakan yang berayahkan seorang kadi pada periode akhir Kekaisaran Turki Usmani, memulai karirnya sebagai seorang dosen universitas dan membuktikan kepiawaiannya dalam dunia academik. Ia kemudian melewatkan bertahun-tahun di sektor perindustrian. Selama waktu itu, dengan bergelar insinyur mekanik, dia berhasil menemukan beberapa perangkat electronic seperti kepala tim isinyur mendesain Tank German Leopard 1A.
Dengan didorong oleh seorang pemimpin agama terhormat di Turki, ia memasuki kancah politik untuk mendukung kepentingan Muslim di Turki dalam melawan agenda dan lingkaran kekuasaan sekuler. Salah satu target yang paling besar adalah mengindustrialisasikan Turki dari ruang lingkup religio-cultural, tidak semata-mata dari kemapanan materi. Berangkat dari sini, dia senantiasa menempatkan perhatian pada pendidikan anak-anak muda. Dia kerap menekankan dua aspek tersebut selama kehidupan politiknya. Erbakan, di satu sisi, dipandang sebagai bapak modern masyarakat tradisional Muslim di Turki. Dia membimbing mereka untuk menjadi aktor politik dengan menjadi anggota partai Islamiah dan mempropaganda nilai Islamiah di setiap sudut kota. Pada hakikatnya, kekuasaan Erbakan sebagai pemimpim politik didasari pada migrasi domestic dari desa-desa dan kota-kota kecil di Anatolia menjadi kota-kota metropolitan seperti Istanbul, Ankara, Konya, dll. Perkembangan tersebut menuntun pada Islamisasi massa dan modernisasi administrasi bagi kelompok-kelompok masyarakat tradisional Turki.
Meskipun tantangan politik dalam negeri selalu ada, dia senantiasa tidak melupakan pentingnya serikat masyarakat Muslim di seluruh dunia. Keunikannya sebagai seorang politikus dapat dimengerti melalui persepsinya terhadap masyarakat Islam dan kesejahteraan sosio-ekonomi Muslim di setiap bagian dunia. Dalam proses implementasinya, ideologi ini akan membuahkan hasil yang lebih efektif jika dapat terus dilanjutkan. Dalam konteks ini, salah satu sumbangan berarti Erbakan terhadap peperangan Muslim Asia Tenggara adalah pembentukan projek D-8 (The Developing Eight), yang terdiri dari 8 negara-negara Muslim dari timur hingga sebelah barat dunia Islamiah, yaitu, Turki, Iran, Malaysia, Indonesia, Mesir, Bangladesh, Pakistan dan Nigeria. Proyek ini dimaksudkan untuk menantang monopoli ekonomi global yang didirikan oleh D-7 dan untuk memberikan momentum baru tidak hanya bagi dunia Islam tetapi juga bagi negara-negara dunia ke-3. Namun proyek ini mengalami umur pendek. Kup pasca-modern- yang diatur oleh militer dan dipersenjatai oleh aparat politik seperti pengadilan konstitusional-bukan oleh tentara itu sendiri- di Turki pada 28 Februari 1997 dirancang dengan tujuan menjatuhkan Erbakan dari keperdana menterian dan mengakhiri karir politiknya dengan mengeluarkan larangan untuk semua jenis aktivitas politik tepat setelah 11 bulan kedudukannya sebagai perdana menteri. Pada dasarnya, sebenarnya yang dinyatakan oleh Beliau, larangan tersebut tidak hanya rekayasa elit militer-sipil tapi juga internasional. Lebih jauh lagi, partai politik yang dikepalai oleh Erbakan juga dicabut hak pergerakannya. Secara Aktual, ini bukanlah blokade yang pertama yang dihadapi Erbakan, tetapi yang ke-4. Meskipun begitu, Erbakan terus melanjutkan tekadnya dengan energy baru dan aspirasi demi mencapai tujuan politiknya.
Hari ini telah berlangsung kerjasama secara global dan rasional untuk menghadapi stagnansi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir antara negara-negara selatan seperti, seperti Brasil, Turki, Iran; China-India; Indonesia-India dll. Semua prioritas ini divisualisasikan oleh Erbakan sejak hampir dua dasawarsa yang lalu.
Kita sepatutnya tidak lupa untuk menyebutkan detail kecil terkait bantuan Turki setelah tsunami. Erdoğan, Perdana Menteri berada di Aceh secara individu dan mengeluarkan perintah kepada yang berwenang di Turki untuk mengembangkan desa model bagi orang Aceh di Banda Aceh. Sebagai tambahan, sejumlah NGO yang sampai di Aceh untuk menyumbang apa yang mereka punya ialah juga terinspirasi dari pandangan dan sudut pandang Erbakan selama studi mereka di universitas.
Semoga Allah memberkatinya dan memberkati pemimpin Islam dan kebebasan lainnya.
[1]Bu metin, Açe’de faaliyet gösteren ‘Acehinstitute’ adlı sivil toplum kuruluşunun sitesinde yayınlanmıştır.
Hiç yorum yok:
Yorum Gönder