Wilayah Aceh merupakan wilayah yang
memiliki fungsi penting bagi dakwah islamiah di Asia Tenggara. Aceh telah cukup
dikenal oleh para ilmuan terutama para ahli sejarah terutama tentang
manuskrip-manuskrip Aceh yang tersimpan dalam berbagai perpustakaan di
Propinsi.
Gempa
bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 tidak hanya
menyebabkan ribuan orang meninggal tetapi juga menghilangkan
manuskrip-manuskrip dan dokumen-dokumen yang bernilai sejarah. Dikarnakan
peristiwa bencana alam tersebut, dua dari lima pustaka-pustaka di Banda Aceh
nyaris luluh-lantak seluruhnya. Lebih jauh lagi, keluarga-keluarga tertentu
yang menyimpan beberapa dokumen penting, buku-buku, data-data keturunan
sejarah, dan lainnya, juga telah kehilangan sumber-sumber generasinya.
Yayasan
dan perpustakaan pribadi Prof. Dr. Ali Hasjmy adalah salah satu pustaka Aceh
yang terhindar dari musibah bencana alam gempa bumi dan Tsunami tersebut, meski
ada beberapa dokumen ikut hilang. Walaupun Aceh telah sekian lama menyimpan
begitu banyak Manuskrip-manuskrip namun situasi Aceh yang terus berada dalam
konflik menyebabkan para Ilmuan tak
mampu berkunjung dan mengadakan penelitian di perpustakan-perpustakaan tersebut.
Pasca bencana, Dr. Oman
Fathurrahman, seorang peneliti dari Indonesia, datang dan mengadakan suatu
pengamatan. Beliau menyadari bahwa dua Sumber data dan infomasi Yang ada di
Aceh telah tersapu oleh gelombang tsunami. Selama masa kunjungan saya ke Jakarta-Aceh
saya telah bertemu dengan beliau untuk beberapa kali. Dan beliau menyebutkan
tentang kedua proyek perpustakaan Dayah Tanoh Abee dan Prof. Dr. Ali Hasjmy
yang akan dijalankan. Dikarnakan kondisi infrastruktur perpustakaan Ali Hasjmy
relatif baik, tim peneliti Dr. Omar Fathurrahman kemudian memutuskan untuk
memulai penelitiannya dari sini. Keberadaan Manuskrip merupakan sesuatu yang sangat
penting tidak hanya untuk sejarah Aceh tapi juga untuk proses islamisasi di
seluruh Asia Tenggara. Berangkat dari kesadaran ini, Dr. Fathurrahman mulai bekerja
keras bersama dengan tim yang jumlahnya hampir mencapai 20 orang di
perpustakaan Ali Hajmy. Dan diharapkan Dengan adanya buku dokumentasi berharga
ini akan dapat mempermudah para peneliti baik dari nasional maupun internasional
untuk menjangkau seluruh sumber yang diperlukan.
Dr. Fathurrahman, menginformasikan
hal ini kepada beberapa ilmuwan dari Universitas Tokyo yang pernah menjalin
kerjasama dengan beliau dan merekapun memberikan respon positif. Dr. Yumi
Sugahara adalah salah satu peneliti dari universitas Tokyo yang juga berkesempatan
untuk saya wawancarai mengungkapkan bahwa betapa beliau gembira ketika Dr.
Fathurrahman membagi proyeknya dan mereka lansung menyanggupi untuk
berpartisipasi setelah sebelumya kerjasama yang pernah terjalin antara keduanya
berjalan dengan sukses. Keputusan untuk segera berada di Acehpun diambil.
Sebagai
hasil penelitian pertama, tim tersebut telah mengkatalogisasikan 232 buah manuskrip yang
tertulis dalam bahasa Arab, Jawi, dan Bahasa Aceh yang terdapat dalam perpustakaan
tersebut. Data-data penelitian ini kemudian diterbitkan sebanyak 500 kopi pada awal
tahun 2007 dengan bantuan dari Universitas Tokyo dan ikut dipamerkan dalam
konferensi internasional pertama di Aceh yang disampaikan oleh Dr. Yumi Sugahara.
Buku ini disusun oleh Dr. Oman
Fathurrahman dan Munawar Holil dengan judul Katalog
Naskah Ali Hasjmy Aceh -Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection.
Dengan
Katalog ini, memungkinkan sekali bagi kita untuk mendapatkan informasi tentang
Bahasa, Topik, dan jumlah manuskrip dalam setiap topik. Berkaitan dengan hal
ini, kedua jenis topik dan bahasa yang dipakai dalam manuskrip tersebut
diperkirakan akan mampu menarik minat para peneliti sejarah untuk meneliti
tentang Sejarah Islam dan perkembangannya di Asia Tenggara.
Katalog
tertulis diatas memiliki 304 halaman dengan topik-topik sebagai berikut:
Quran,
Hadis, Tafsir, Tauhid, Fıqih, Tasawwuf, Tata Bahasa Arab, Zikir and Doa,
Hikayat dan lain-lain.
Total jumlah teks adalah 314 teks yang dikatagorikan
berdasarkan jumlah topiknya seperti tertera di bawah ini:
Quran:
23 teks (kode Q)
Hadis:
7 teks (kode HD)
Tafsir:
7 teks (kode TF)
Tauhid:
41 teks (kode
TH)
Fiqih:
74 teks (kode FK)
Tasawwuf:
47 teks (kode
TS)
Tata
Bahasa Arab: 50 teks (kode TB)
Zikir
and Doa: 22 teks (kode ZD)
Hikayat:
15 teks (kode HK)
Lain-lain:
28 teks (kode LL)
Daftar tertulis diatas kita bisa melihat
bahwa katalog tersebut membahas topik yang berbeda-beda. Lebih jauh lagi,
Katagori ‘lain-lain’ memiliki topik yang bervariasi seperti; Astronomi,
kedokteran, etik, tafsir mimpi, dan tingkatan akhlak Rasulullah Saw.
Berikut persenan Teks-teks manuskrip yang
ditulis berdasarkan bahasanya :
Bahasa
Arab :
45%
Bahasa
Aceh : 10%
Bahasa
Melayu dan Arab : 45%
Sebagaimana terlihat diatas, mayoritas
teks-teks ditulis dengan dalam bahasa Arab. Ini menunjukkan bahwa bahasa Arab
saat itu digunakan sebagai bahasa pendidikan islam selama ratusan tahun.
Manuskrip ini juga mengkatagorikan setiap topiknya
berdasarkan koleksi totalnya seperti tersebut dibawah ini:
Quran : 7%
Hadis :
2%
Tafsir :
2%
Tauhid :
14%
Fıqih :
24%
Tasawwuf : 15%
Tata
Bahasa Arab : 16%
Zikir
and Doa : 7%
Hikayat :
5%
Lain-lain : 9%
Diantara semua topik tertera diatas, Fiqih
adalah salah satu yang banyak dibicarakan. Sedangkan Tata Bahasa Arab dan
Tasawwuf yang dikenal memiliki peran berarti, khususnya, dalam proses
penyebaran islam di Asia Tenggara berada pada urutan ke-dua. Ketinggian Jumlah
manuskrip tasawwuf dalam buku ini dapat dikatakan normal, karena selama periode
penyebaran islam Tasawwuf merupakan sebuah tendensi dalam pusat peradaban Islam.
Contohnya: Abu Hamid Al-Gazzali, (w. 1111), İbni Arabi
(w. 1240), al-Gailani (1166), Najamuddin al-Kubra (Najm al-Din) (d.1221) (pemimpin
tarikat kubrawiyah di Timur Tengah dan Afrika Utara)dan Abu Hasan al-Şadhili
(d. 1258) (pemimpin tarikat Syadziliyah di Afrika).
Katalog ini memiliki beberapa petunjuk
yang signifikan untuk mengadakan penelitian tentang dayah di Aceh. Sampai hari
ini hanya ada beberapa karya yang berkenaan dengan Dayah, salah satunya adalah
karangan James Siegel, the Rope of God.
Tapi buku ini dibuat berdasarkan periode waktu tertentu yaitu katakanlah hanya
pada perduaan abad ke-18 sampai pada permulaaan abad ke-20. Sedangkan keberadaan
Dayah itu sendiri telah ada setelah abad pertama hijriyah dimana islam pertama
kali menyentuh wilayah Aceh. Dayah Cot Kala[2]
misalnya telah tercatat sebagai dayah pertama yang ada dimuka bumi Aceh ini.
Namun hingga saat ini, kurikulum dan pendidikan yang dipelajari dalam institusi
dayah tersebut belum diketahui dengan jelas[3].
Oleh karna itu, katalog Ali Hasjmy dapat dijadikan salah satu referensi yang
sesuai untuk membantu terlaksananya berbagai penelitian dalam berbagai bidang.
Oman Fathurrahman;
Munawar Holil, Katalog Naskah Pustaka Ali Hasjmy Aceh, 21st Century
Centre of Excellence Programme, Pusat Dokumentasi dan Penelitian Wilayah
Transkultural Penilitian Universitas Asing Tokyo, 2007.
Editor: Oman
Fathurrahman-Munawar Holil
p. 304
Dipublikasikan
oleh: 21st century Centre of Excellence Programme
Pusat Dokumentasi
dan penelitian wilayah transkultural
Penelitian Universitas Asing Tokyo
[1] Dosen di UTM Malaysia.
[2] Razi, Syahbuddin, “Dayah Cot
Kala”, in Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara,
Di Aceh Timur- 25-30 September 1980, p. 1.
[3] Amiruddin, M. Hasbi, 2005, The
Response of the Ulama Dayah to the Modernization of Islamic Law in Aceh,
Penerbit Universitas Kebangsaan Malaysia, p. 34.
Hiç yorum yok:
Yorum Gönder